Jasa Sablon Kertosono Nganjuk, Alamat
Tukang Sablon Di Kertosono, Pusat Konveksi dan Sablon Kaos Terbaik Di Kertosono
- Dikarenakan akhir – akhir ini banyak sekali permintaan akan sablon kaos distro Nganjuk, yang diakibatkan mobilitas yang tinggi dan kebutuhan warga Kota Nganjuk
akan hal tersebut, Maka kami sebagai menyediakan layanan Jasa sablon Kaos Distro Nganjuk Dengan menggunakan teknik sablon manual, pelanggan / pembeli dapat membuat
sablon kaos komunitas secara online dengan mudah dan cepat. Nantinya dari kami
akan diproses dengan cepat dan dikirimkan sesuai alamat pembeli yang
diinginkan. Untuk sablon kaos satuan, kami tidak memberi batas order minimal
sehingga jika hanya pesan satu kaos pun, tetap kami layani dengan profesional.
Jasa Sablon Kaos Kertosono Nganjuk |
Jasa sablon kaos satuan di Nganjuk sendiri
sudah digunakan untuk berbagai macam keperluan, misalnya untuk kaos pribadi,
kaos komunitas, kaos pegawai, kaos anak sekolah, dan masih banyak contoh
lainnya.
Tentang Sejarah Kertosono berdasarkan data WikiPedia
Konon nama Kertosono diambil dari seorang
nama pahlawan yang berasal dari daerah Kuncen Kecamatan Patianrowo. Dulu hidup
seseorang yang bernama Kertosono atau biasa di panggil Mbah Kerto, ia adalah
seorang pembabat hutan yang tidak lain dilakukan Mbah Kerto hanya untuk
mempertahankan daerah tersebut dari jajahan Belanda.
Kunjungi tulisan terbaru kami Alamat Konveksi Dan Sablon Kaos Di Nganjuk
Namun kejadian bersejarah mulai terjadi
ketika pasukan yang di komandoi Mbah Kerto mempertahankan tempat tersebut dari
jajahan Belanda yang di kenal dengan perang “Treteg Tosono” yang berada di atas
jembatan sungai Brantas. Para tentara Belanda sendiri membangun jembatan
sebagai jalur penghubung sekaligus mempermudah Belanda menjajah tempat
tersebut, tetapi dengan kegigihan pasukan Mbah Kerto pertumpahan darahpun tak
terelakkan.
Saksi bisu dari perang “Treteg Tosono” kini
masih gagah berdiri di terjang waktu dan aliran sungai Brantas. Untuk
memperingati perang Treteg Tosono, biasanya para penduduk sekitar waktu hari
raya Idul Fitri (bodo) datang langsung ke Treteg Tosono yang kini disebut
sebagai jembatan lama, mereka mengingat kembali dan mendoakan para pahlawan
yang gugur ketika perang Treteg Tosono dulu.
Maka dari itu di Kecamatan Kertosono tidak
ada tempat yang bernama Kertosono ataupun desa Kertosono, di karenakan
Kertosono sendiri adalah nama dari seorang pahlawan. Makam dari Mbah Kerto
tidak berada di Kecamatan Kertosono melainkan di barat Pondok milik Pak Komari
di Desa Kuncen kecamatan Patianrowo. Kertosono sendiri juga mempunyai ikon
yaitu jembatan lama yang dahulu adalah jalur utama menuju Surabaya jembatan ini
pula menyimpan sejuta sejarah, mulai sejarah kelam G30S/PKI dan sejarah
perjuangan merebut kemerdekaan.
Setelah Perjanjian Giyanti pada 1775, Kertasana tercatat sebagai daerah berstatus Kabupaten yang masuk wilayah Mancanagara Brang Wetan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, lalu setelah Perjanjian Sepreh, Kertasana, bersama dua kabupaten berstatus sama, yaitu Kabupaten Berbek, dan Kabupaten Godean serta satu kabupaten bawahan Surakarta Hadiningrat yaitu Kabupaten Nganjuk disatukan menjadi Kabupaten Berbek sebagai bawahan Pemerintah Hindia Belanda. Hal ini membuat Kertasana tidak lagi berstatus kabupaten (Afdeeling/Regentschap) melainkan hanya sebatas Districten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar